Jumat, 19 Juli 2013

J # R 9 BMC " Business Model Canvas


Apa itu Business Model ?

Buat kita yang akan memulai suatu bisnis baru atau sedang menjalankan bisnis kadang kita sering bertanya sama diri sendiri atau sama orang kenapa sih bisnis saya ga maju, apa yang salah dengan bisnis saya. Atau saya mendapatkan hasil yang bagus dari bisnis saya saat ini, tapi bagaimana saya mengembangkan bisnis saya? Apa yang bisa saya lakukan untuk mengembangakan bisnis ini? Atau bagi yang lebih advance lagi akan bertanya apa strategi bisnis saya yang akan datang? Bagaimana rupa organisasi saya ke depan?

Pertanyaan2 diatas kadang sulit kita jawab karena kita ga punya alat untuk memotret usaha kita. Untuk mengevaluasi rencana bisnis atau bisnis yang kita sedang jalani kta perlu melihat dari sudut pandang yang jelas dan utuh mengenai model bisnis kita. Nah Business Model Canvas adalah salah satu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Dengan tool ini kita seakan melihat bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan mendetail apa saja elemen2 kunci yang terkait dengan bisnis kita. Dengan demikian kt bisa melihat gambaran utuh yang sangat membantu dalam menjawab pertanyaan2 seputar bisnis kita. Dengan mengevaluasi satu demi satu elemen2 kunci kita jadi lebih mudah menganalisis apa yang kurang tepat, dan pada akhirnya kita bisa mengambil langkah untuk mencapai tujuan bisnis kita.

Business model canvas

Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework yang sederhana dan mudah dimengerti untuk menggambarkan bisnis kita yaitu Business Model Canvas. Pada business model canvas ini ada sembilan kotak yang merepresentasikan elemen2 kunci yang secara umum akan ada pada semua model bisnis. Kesembilan hal adalah :

memiliki sembilan komponen:
CS: Customer Segments (=Para pelanggan)
VP: Value Propositions (=Nilai tambah yang diberikan kepada para pelanggan)
CH: Channels (=Medium untuk berhubungan dengan para pelanggan)
CR: Customer Relationships (=Tipe hubungan yang ingin dijalin dengan para pelanggan)
KR: Key Resources (=Sumber daya utama)
KA: Key Activities (=Kegiatan utama)
KP: Key Partners (=Mitra utama)
C$: Cost Structure (=Struktur biaya)
R$: Revenues (=Pendapatan )

  • Elemen pertama dari kanvas model bisnis, yaituCustomer Segment.Dalam menjalankan roda bisnisnya, pertama-tama organisasi harus menetapkan siapa yang harus dilayani. Organisasi dapat menetapkan untuk melayani satu atau lebih segmen. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen-komponen lain dalam model bisnis. Buku ini mencontohkan dua stasiun televisi yang melayani segmen audiens berbeda, memberikan proposisi nilai yang berbeda. Di sini juga disajikan contoh tiga organisasi penerbangan yang melayani tiga segmen yang berbeda.
  • Elemen kedua dari BMC, yaituValue Proposition.Value Propositionadalah manfaat yang ditawarkan organisasi kepada segmen pasar yang dilayani. Tentu saja, value proposition akan menentukan segmen pelanggan yang dipilih atau sebaliknya.Value propositionjuga akan mempengaruhi komponen lain sepertiChanneldanCustomer Relationship. Buku ini menyajikan contoh kreativitas perusahaan ritel di Indonesia dalam menciptakanValue Proposition.
  • Elemen ketiga dalam BMC, yaituChannels. Channelsmerupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikanValue PropositionkepadaCustomer Segmentyang dilayani.Channelberfungsi dalam beberapa tahapan mulai dari kesadaran pelanggan sampai ke pelayanan purna jual. Dua elemen lain yang harus diperhitungkan secara cermat dalam membuat modelChanneladalahValue PropositiondanCustomer Segment.Buku ini menyajikan sebuah perusahaan konsultansi manajemen dan operator telepon seluler sebagai contoh penetapanChannelyang kreatif.
  • Elemen keempat BMC yaituRevenue Stream. Revenue Streammerupakan komponen yang dianggap paling vital. Umumnya organisasi memperoleh pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian banyak organisasi bisa membuka aliran masuk pendapatan dari kantong bukan pelanggan langsung. Buku ini menyajikan contoh organisasi ritel, jasa pengelola jalan tol, dan media penciptaan aliran pendapatan secara kreatif.
  • Elemen kelima dari BMC yaituCustomer Relationship, yaitu cara organisasi menjalin ikatan dengan pelanggannya. Menjaga Buku ini menyajikan sebuah contoh perusahaan infrastruktur, jasa tranportasi darat, dan jasa hotel untuk menunjukkan bahwa model hubungan dengan pelanggan perlu didesain secara kreatif.
  • Elemen keenam dari BMC, yaituKey Activities. Key Activitiesadalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan Proposisi Nilai. Buku ini menyajikan contoh modelKey Activitiesperusahaan penyedia energi listrik dan manufaktur mobil di Indonesia.
  • Elemen ketujuh dari BMC, yaituKey Resources. Key Resourcesadalah sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk mewujudkan proposisi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi, peralatan, channel maupun brand. Buku ini menyajikan sebuah contoh perusahaan penerbangan yang fenomenal dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan nilai yang dijanjikan kepada pelanggan.
  • Elemen kedelapan yaituKey Partnership. Key Partnershipmerupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut. PemanfaatanKey Partnershipoleh perusahaan dapat berbentukoutsourcing, joint venture, joint operation, atau aliansi strategis. Buku ini menyajikan kreativitas mendesain modelKey Partnerpada perusahaan jasa perdaganganonlinedan ritel besar.
  • Cost Structure, yang merupakan elemen ke-9 dari BMC.Cost Structureadalah komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi. Buku ini menyajikan dua contoh model struktur biaya perusahaan penerbangan dengan segmen pelanggan dan proposisi nilai yang berbeda
Pada tulisan saya sebelum ini, sebagai langkah pertama disarankan untuk membuat business model yang berisi asumsi-asumsi/hipotesa-hipotesa tentang usaha baru saya. Karena masih perkiraan, maka tip-tiap asumsi/hipotesa ini nantinya harus diuji kebenarannya dimana pemahaman baru dari hasil pengujian tersbeut kemudian menjadi masukan untuk memperbaiki business model tersebut. Nah business model itu sendiri apa dulu dan apa isinya?

Menurut saya, penjelasan yang sangat bagus dan sangat praktis tentang business model ditulis oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation; dan penjelasan saya berikut ini akan berdasarkan pemahaman saya atas isi buku tersebut.

Business model pada dasarnya merupakan rasional yang menjelaskan bagaimana suatu organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap suatu nilai tambah (=value). Perhatikan disini business model bukan hanya untuk suatu usaha komersial tetapi untuk organisasi secara umum! Organisasi itu bisa saja suatu usaha komersial, sekolah, instansi pemerintah, yayasan, dan lain-lain. Juga perhatikan disini penekanan akan aspek nilai tambah! Jadi bukan barang yang dihasilkan atau jasa yang bakal diberikan tetapi apa sumbangsih dari organisasi tersebut kepada para pelanggannya yang diperantarakan oleh barang atau jasa yang ditawarkannya.

Syarat dari business model yang bisa hidup adalah jelas bagaimana bisnis ini bisa menghasilkan uang. Jadi kalo kita ditawarin bisnis trus ga jelas revenue stream nya ga jelas bagaimana bisnis tsebut bisa menghasilkan uang, maka ini bukan jenis bisnis yang bisa terus bernafas dan tumbuh.. .if its sounds to good to be true then it is not true, sebuah bisnis yang baik dan mantap harus memiliki arus pendapatan (revenue stream) yang sangat jelas dan masuk akal.

Contoh:

dari lima elemen yang kita sudah rencanakan tadi, kita sudah bisa mulai menuliskan rencana bisnis kita secara sangat sederhana yaitu:
apa yang kita tawarkan kepada konsumen, segmen target konsumen kita dan bagaimana kita menyampaikan penawaran kita kepada target konsumen kt

berikut adalah contoh ide untuk mengisi rencana bisnis, saat ini deket lebaran  jadi kepikiran kue lebaran hehehe, ini salah satu contoh yang sangat sederhana. Disini kita bisa lihat apa yang ditawarkan kepada konsumen, konsumen seperti apa yang jadi target kita, lalu bagaimana menyampaikan penawaran itu kepada masing2 target konsumen. Selalu ingat dalam merencanakan model bisnis kesesuaian semua elemen adalah salah satu kunci keberhasilan rencana kita. Produk yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan segmen konsumen dan cara menyampaikannya pun harus tepat. .


berikut adalah contoh sederhana hubungan ketiga elemen tadi, ini masih contoh jadi masih terbuka kemungkinan untuk menghilangkan, menambahkan masing2 item dalam elemen2 ini:



Mengapa menggunakan Model Bisnis Kanvas ?

Visual Thinking :
Cara terbaik untuk menggunakan BMC adalah untuk mencetak versi berukuran poster besar dan menempelkannya ke dinding. Setelah itu, founder kemudian menggunakan sticky notes seperti post-it untuk mengisi 9 bagian. Sticky notes memungkinkan grup thinking karena setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi aktif.

Iterasi dengan cepat :
“Iterasi” adalah proses di mana founder “keluar dari kantor atau labnya” dan mencoba memvalidasi idenya, kemudian kembali lagi ke kantor untuk memperbaiki model bisnis dan produknya berdasarkan feedback yang didapat dari market. Dengan sifat ringkas dan menyeluruh dari bisnis model kanvas, founder bisa dengan cepat melakukan iterasi ini.

Dengan cepat melihat kaitan dari 9 komponen bisnis :
Bisnis Model Kanvas memungkinkan entrepreneur untuk secara visual menggambarkan kaitan dari masing-masing komponen bisnis tersebut. Seringkali founder menggambar garis dan ilustrasi di poster untuk mewakili potongan-potongan teka-teki dan bagaimana mereka bekerja sama. Dengan cara ini, tim dapat menemukan hubungan dari  peluang pasar dan / atau proposisi nilai yang unik. Selanjutnya, tim kemudian dapat mendokumentasikan ide-ide baru sebagai hipotesis baru untuk menguji BMC sebagai iterasi baru.

Memaksa tim untuk dengan ringkas menyampaikan pikirannya :
Karena informasi dicatat dengan pendek pada post-it notes, tim dipaksa untuk menjelaskan dengan tepat dan ringkas apa yang mereka mau untuk menguji atau menindaklanjuti pada iterasi berikutnya.

Bentuk visual dari bisnis model kanvas memudahkan startup untuk membaginya dengan partner, rekan kerja :
Karena bisnis model kanvas disajikan dalam bentuk poster besar dan visual, mudah untuk berbagi melalui foto atau mengambil poster dari dinding untuk  bertemu dengan pihak lain yang berkepentingan.

Terimakasih bapak Nur Agustinus , ibu Poedjiati tan
Atas kesabaranya untuk membibing kami
Salam Entreprenur ,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar